Novel Rintisan

MOHON MAAF SAMBUNGAN NOVEL YANG ANDA CARI BELUM DIPUBLIKASIKAN


Judul : Ku Antih To Lombok

Sinopsis


Pokoknya..NW.!!!. Pokok NW...Iman dan Taqwa.!!! terbaca menjadi dasar inspirasi memberikan gelar Sacinawa kepada Mala Januarti Rizkita. Sacinawa merupakan singkatan dari Samudra Cinta Nahdlatul Whatan.

Laju panggilan akrab Sacinawa sebelum bertemu Para Tokoh rahasia dan Liandra atau Saciko, merupakan gadis yang hampir terperangkap sebagai Abege cabe-cabean, karena broken home and heart yang mengujinya.

Laju mengalami puncak kegalauan sejak dirinya menemukan kliping koran yang bercerita tentang identitasnya yang ditemukan di Kuburan. Laju bimbang, apakah dirinya adalah hasil hubungan gelap atau bukan.

Di sela-sela kebimbangannya, Laju prustasi kemudian meminta Ayah bercerita, namun Laju tak berhasil karena Dia keburu meninggalkan rumah gara-gara Ibu melihatnya berpelukan dengan Ayah. Saat meninggalkan rumah, Laju prustasi dan terpaksa memanfaatkan bakatnya dalam bernyanyi dan menjadi model mengikuti temannya yang memiliki banyak jaringan karena Ekstrakurikuler Photografi.

Saat peristiwa dari Ekstrakurikuler Photografi, mendekati pornografi, dan terlihat ada kecurigaan ke ranah pornoaksi dan prostitusi, maka Laju sering baku hantam, dan bersilat lidah demi mempertahankan keperawanan. Keberanian itu, karena Cewek ini dibekali pencak silat Mata Pisau.

Sacinawa bercerita, berdasarkan cerita dari gurunya bahwa guru utama pencak silat ini tak pernah kalah di zaman rimba.  “Ujang,” nama pembawa jurus-jurus pencak silat ini hanya kalah dengan salah satu pengamal Wirid pendiri Nahdlatul Whatan (NW). Karena kalah, Ujang kemudian malu dan menghilang. Sampai detik ini kuburan Ujang tak ditemukan.

Laju yang memiliki khaddam mahluk ghaib bernama Antih yang fokus turun ke Lombok untuk menjaganya juga ikut serta menjadi pembela perawannya. Namun, Laju adalah Laju, jiwa kepo masa abegenya membuatnya semakin penasaran menelusuri bisnis prostitusi abege di Lombok.

Itu disebabkan karena kemana saja Dia melangkah, selalu saja dipertemukan dengan kaum bidadari cabe-cabean yang mengajaknya menjual diri hot-hotan.

Laju kemudian bertemu dengan seorang pemuda yang hampir juga terperangkap karena rayuan Fitri dengan alasannya yang sudah tak suci. Laju atau Sacinawa, Saciko atau Liandra dan para pembinanya kemudian sehati membaca inspirasi dari Pokok NW.